5 Masjid Tertua Dan Bersejarah Di Indonesia, Semua Masih Berdiri Kokoh
Diinput pada 29 Apr 2021 | Oleh Super AdminSuara.com - Ramadan kali ini memang terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Akibat pandemi Covid-19, masjid-masjid yang banyak diburu dan didatangi untuk beritikaf, kini hal itu tidak bisa dilakukan.
Terlepas dari itu, masjid di Indonesia memang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara. Masjid bahkan sudah ada sebelum Indonesia merdeka, dan sebelum datangnya penjajah. Masjid juga ada saat tanah air masih terdiri dari kerajaan-kerajaan.
Untuk mengobati kerinduan beribadah di masjid, yuk kita simak 5 masjid bersejarah, tertua, dan masih berdiri kokoh hingga kini, yang dirangkum Suara.com dari buku karya Rafy Saputi, M.Si berjudul Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia, diterbitkan Multi Kreasi Satu Delapan tahun 2010.
1. Masjid Raya Baiturrahman Aceh (1292)
Baca Juga:Indah Tak Bertepi, Yuk Intip Sejarah Masjid Apung Al-Alam di Kendari
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. (Shutterstock)
Ke Aceh, belum lengkap rasanya jika belum sempat salat berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang jadi kebanggaan masyarakat Aceh ini dibangun pertama kali pada 1292 Masehi atau 691 Hijriah, oleh Sultan Alaidin Mahmud Syah I, cucu Sultan Alaidin Johan Syah. Namun ada yang menyebut masjid ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda antara tahun 1607 masehi hingga 1636 masehi.
Masjid yang pernah dibakar pada masa penjajahan Belanda untuk menaklukkan Aceh ini dirancang oleh Kapten De Brujin, Komandan Zeni Tempur Angkatan Darat, tentara kerajaan Belanda. Dalam pembuatannya, ia berkonsultasi dengan Hurgronje, orientalis kepercayaan pemerintah Belanda dan penghulu masjid Bandung.
Masjid ini disebut-sebut bukanlah bangunan asli pertama kali masjid dibuat, melainkan bangunan yang diperbaiki sebagai pengganti masjid raya yang telah dibakar Belanda.
2. Masjid Sekayu Semarang (1413)
Masjid ini didirikan pada 1413 Masehi. Meski masih berdiri, kini, masjid ini lebih dikenal sebagai sebuah masjid kecil tua yang berada di kampung Sekayu, Semarang, bernama Masjid Taqwa.
Baca Juga:4 Masjid Bersejarah di Jakarta Cocok untuk Ngabuburit Sekalian Ibadah
Seorang ulama asal Cirebon, Kyai Khamal, disebut-sebut sebagai pendiri masjid ini. Dalam proses pembangunannya, masjid ini menggunakan kayu jati, yang tak lain adalah kayu unggulan dari daerah Surakarta, Wonogiri, dan Ungaran. Kayu ini juga yang digunakan untuk membuat Masjid Demak.
3. Masjid Wapauwe Ambon (1414)
Di daerah yang dikenal sebagai provinsi Seribu Pulau, Maluku, juga terdapat peninggalan sejarah Islam yang tak lekang oleh zaman. Berlokasi di desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, berdiri masjid tua Wapauwe yang yang sudah berusia lebih dari 7 abad.
Tak main-main, masjid ini sudah berdiri sejak 1414 masehi dan masih berdiri kokoh hingga kini. Masjid ini juga menjadi bukti sejarah Islam di masa lampau.
Pada mulanya, masjid ini ada di desa Wawane, lereng gunung Wawane dan bernama masjid Jamilu yang didirikan oleh Pernada Jamilu, alim ulama dari Jiilolo Maloku kie Raha (Maluku Utara). Namun masjid ini dipindahkan oleh Imam Rajali karena mendapat gangguan dari Belanda yang menginjakkan kaki di tanah itu pada 1580.
4. Masjid Agung Demak (1420)
Masjid Agung Demak. (Wikipedia)
Siapa yang tidak kenal dengan masjid ini? Banyak didatangi para peziarah, karena memiliki nilai sejarah yang melambangkan seni dan arsitektur tradisional Indonesia, masjid Agung Demak didirikan oleh Sunan Kalijaga pada 1420 masehi.
Masjid ini juga jadi masjid tertua di pulau Jawa yang berada di kota Demak, 26 kilometer dari Semarang. Masjid Demak sendiri dibangun untuk menunjukkan kerajaan Islam pertama yang ada di tanah Jawa. Kerajaan itu bernama Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada abad ke-15.
5. Masjid Ampel Surabaya (1421)
Masjid Ampel Surabaya. [Suara.com/Dimas Angga P]
Selain Masjid Demak, masjid Ampel yang berada di kota Surabaya ini juga cukup terkenal. Didirikan pada 1421 masehi oleh Raden Muhammad Ali Rahmatullah alias Sunan Ampel yang dibantu oleh 2 orang sahabat nya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, juga para santrinya.
Sekarang masjid ini terletak di Kelurahan Ampel, 2 kilometer dari Timur Jembatan Merah Sunan Ampel, berdiri juga pondok pesantren Ampel. Hingga kini masjid Ampel selalu dijaga dan dirawat kebersihannya, mengingat masjid ini juga merupakan peninggalan sejarah, yang dapat dilihat dari 16 tiang utama masjid yang terbuat dari kayu jati.
Masjid ini juga ramai didatangi para peziarah untuk datang ke makam Sunan Ampel yang terletak di kanan depan masjid Ampel. Masjid ini merupakan masjid terbesar kedua yang ada di Surabaya.