Loader
Bacaan Basmalah Beserta Keutamaannya, Yuk Amalkan!  Baca Artikel Detikhikmah,

Bacaan Basmalah Beserta Keutamaannya, Yuk Amalkan! Baca Artikel Detikhikmah, "Bacaan Basmalah Beser

Diinput pada 11 Jun 2023  |  Oleh Super Admin

Bacaan basmalah mungkin merupakan salah satu bacaan yang mudah diamalkan dalam keseharian umat Islam. Hal ini lantaran letaknya yang berada di awal surah pembuka Al-Qur'an yaitu Surah Al Fatihah yang juga dibaca sebagai awalan ketika umat muslim melaksanakan salat.
Berikut ini adalah bacaan basmalah,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Arab Latin: "Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i)."

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." (QS Al Fatihah: 1)

Dijelaskan dalam Tafsir Quran Kemenag bahwa basmalah merupakan ayat tersendiri yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai pembuka setiap surah dan sebagai pembatas antara satu surah dengan surah yang lain. Basmalah bukanlah bagian dari Al Fatiḥah atau dari surah lain yang dimulai dengan basmalah.

Pandangan ini dipegang oleh Imam Malik, ahli qiraah, fuqaha (ahli fikih) dari Madinah, Basrah, dan Syam, serta Imam Abu Hanifah beserta pengikut-pengikutnya. Oleh karena itu, menurut Imam Abu Hanifah, basmalah tidak diwajibkan untuk dibaca dengan keras dalam salat, bahkan Imam Malik tidak membacanya sama sekali.

Hal ini juga dapat dilandaskan melalui sebuah hadits yaitu sebagai berikut,

صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوْا يَسْتَفْتِحُوْنَ بِالْحَمْدِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا : عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ يَذْكُرُوْنَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا». (رواه الشيخان واللفظ لمسلم)

Artinya: Dari Anas bin Malik, dia menyampaikan, "Saya salat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka memulai dengan al-hamdulillahi rabbil 'alamin, tidak menyebut Bismillahirrahmanirrahim di awal bacaan, dan tidak pula di akhirnya." (HR Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa basmalah adalah masih satu ayat dengan Al Fatihah. Hal ini seperti pendapat yang diungkapkan adalah dari Imam Syafi'i dan juga ahli qiraah dari Makkah dan Kufah.

Mereka berpendapat bahwa basmalah harus dibaca dengan suara keras dalam salat (jahar). Hal ini didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya adalah hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu,

عَنْ ابن عباس قال: كانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْهَرُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (رواه الحاكم فى المستدرك وقال صحيح)

Artinya: Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim." (HR al Hakim dalam al-Mustadrak dan menurutnya, hadits ini sahih)

Melalui keterangan lainnya, dijelaskan bahwa Abu Hurairah juga salat dan mengeraskan bacaan basmalah. Setelah selesai salat, dia berkata, "Saya ini adalah orang yang salatnya paling mirip dengan Rasulullah."

Muawiyah juga pernah salat di Madinah tanpa mengeraskan suara basmalah. Ia diprotes oleh para sahabat lain yang hadir di situ. Akhirnya pada salat berikutnya Muawiyah mengeraskan bacaan basmalah.
 

Bacaan basmalah mungkin merupakan salah satu bacaan yang mudah diamalkan dalam keseharian umat Islam. Hal ini lantaran letaknya yang berada di awal surah pembuka Al-Qur'an yaitu Surah Al Fatihah yang juga dibaca sebagai awalan ketika umat muslim melaksanakan salat.
Berikut ini adalah bacaan basmalah,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Arab Latin: "Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i)."

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." (QS Al Fatihah: 1)

Dijelaskan dalam Tafsir Quran Kemenag bahwa basmalah merupakan ayat tersendiri yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai pembuka setiap surah dan sebagai pembatas antara satu surah dengan surah yang lain. Basmalah bukanlah bagian dari Al Fatiḥah atau dari surah lain yang dimulai dengan basmalah.

Pandangan ini dipegang oleh Imam Malik, ahli qiraah, fuqaha (ahli fikih) dari Madinah, Basrah, dan Syam, serta Imam Abu Hanifah beserta pengikut-pengikutnya. Oleh karena itu, menurut Imam Abu Hanifah, basmalah tidak diwajibkan untuk dibaca dengan keras dalam salat, bahkan Imam Malik tidak membacanya sama sekali.

Hal ini juga dapat dilandaskan melalui sebuah hadits yaitu sebagai berikut,

صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوْا يَسْتَفْتِحُوْنَ بِالْحَمْدِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا : عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ يَذْكُرُوْنَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا». (رواه الشيخان واللفظ لمسلم)

Artinya: Dari Anas bin Malik, dia menyampaikan, "Saya salat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka memulai dengan al-hamdulillahi rabbil 'alamin, tidak menyebut Bismillahirrahmanirrahim di awal bacaan, dan tidak pula di akhirnya." (HR Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa basmalah adalah masih satu ayat dengan Al Fatihah. Hal ini seperti pendapat yang diungkapkan adalah dari Imam Syafi'i dan juga ahli qiraah dari Makkah dan Kufah.

Mereka berpendapat bahwa basmalah harus dibaca dengan suara keras dalam salat (jahar). Hal ini didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya adalah hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu,

عَنْ ابن عباس قال: كانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْهَرُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (رواه الحاكم فى المستدرك وقال صحيح)

Artinya: Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim." (HR al Hakim dalam al-Mustadrak dan menurutnya, hadits ini sahih)

Melalui keterangan lainnya, dijelaskan bahwa Abu Hurairah juga salat dan mengeraskan bacaan basmalah. Setelah selesai salat, dia berkata, "Saya ini adalah orang yang salatnya paling mirip dengan Rasulullah."

Muawiyah juga pernah salat di Madinah tanpa mengeraskan suara basmalah. Ia diprotes oleh para sahabat lain yang hadir di situ. Akhirnya pada salat berikutnya Muawiyah mengeraskan bacaan basmalah.

 

-->